Keinginan terbesar saya akhir-akhir ini adalah bisa meluangkan waktu untuk mempraktekin semua resep-resep yang pengen saya coba. Gak tau deh, bawaannya pengen banget untuk itu. Liat resep ini di blog itu, pengen nyoba. Baca resep itu di buku ini, langsung pengen bikin. Biasanya begitu abis baca bahan-bahan dan step-step dari sebuah resep yang saya incer, langsung deh pulang kerja mampir ke toko bahan kue buat beli bahan-bahan yang diperluin. Tapi sering kali sih niat yang menggebu-gebu itu lantas hilang dan lenyap begitu aja sesampenya di rumah, apalagi begitu saya ngeliat tempat tidur yang nampaknya seperti udah pasang pose menggairahkan ngajakin saya bobo.
Belakangan keinginan mencoba beberapa resep itu akhirnya baru bisa telaksana pas wiken. Itu juga dengan syarat jangan sampe saya ngelewatin kamar tidur, wah bisa-bisa gagal lagi mengeksekusi resep yang pengen saya coba. :D
Nah, udah beberapa minggu ini, saya terobsesi banget pengen bisa bikin roti sendiri. Tapi gak seperti kebanyakan orang yang mungkin akan memulainya dengan membuat roti manis yang kecil-kecil dan lucu. Saya justru terobsesi untuk membuat roti tawar. Kenapa? karena menurut saya, roti tawar adalah adonan dasar sebuah roti. Kalo ibunya roti aja sudah bisa saya taklukan, apalagi anak-anaknya roti. Iya kan? Tinggal gimana nanti saya membentuk roti manis itu dengan berbagai kreasi biar bentuk jadi lucu-lucu, trus dikasih topping atau filling yang macem-macem, jadi deh.
Maka ketika kesempatan itu datang. Dan dengan membuang rasa malas saya jauh-jauh, akhirnya saya mempraktekan resep roti yang sudah lama saya idam-idamkan. Semua bahan untuk membuat roti sudah saya timbang. Peralatan? gak perlulah, nanti menguleninya cukup pake tangan di baskom yang agak besar aja.
"Ah, perkara cuma nguleni adonan roti setengah kilo aja sih, gampanglah" gitu pikir saya. "toh selama ini saya udah biasa angkat barbel yang lebih berat dari setengah kilo kok!" *ngaca sambil pamer otot bisep*
Dan mulailah saya proses mengadoni roti.
Roti Tawar
by Ricke Indriani
Bahan :
400 gram tepung terigu protein tinggi
100 gram tepun terigu protein sedang
20 gram susu bubuk
8 gram ragi instant
2 gram bread improver (optional) --> saya gak pake karena gak punya.
40 gram gula pasir
1 butir telur
1,5 sdt pasta pandan --> saya skip.
250 ml susu cair dingin 9boleh diganti air es) --> saya pake susu cair.
30 gram shortening/butter/margarine
7 gram garam
Cara membuat :
- Campur terigu, susu bubuk, ragi instant, bread improver dan gula pasir, aduk rata.
- Masukkan telur, pasta pandan, susu cair dingin secara bertahap ke dalam campuran tepung sambil diuleni hingga adonan kalis dan tidak lengket lagi pada wadah. --> saya uleni kurleb 10 menit.
- Masukkan shortening/butter/margarine kedalam adonan lalu uleni lagi hingga kalis dan elastis. Bila menguleni secara manual, pindahkan adonan ke atas meja kerja yang sudah ditaburi sedikit terigu kemudian uleni adonan hingga kalis dan elastis. --> saya uleni kurleb 20 menit.
- Tempatkan kembali dalam wadah lalu tutup dengan plastik wrap atau serbet bersih yang agak lembab. Diamkan selama 30 menit sampai 1 jam (tergantung kondisi ruangan) hingga adonan mengembang dua kali lipat.
- Kempeskan adonan, uleni ulang hingga adonan mulus kembali. --> saya uleni kurleb 10 menit.
- Lalu diamkan adonan kembali selama 10 menit. Kemudian gilas adonan menggunakan rolling pin membentuk persegipanjang. Kemudian gulung adonan sambil dipadatkan. Gilas kembali menggunakan rolling pin dan gulung sekali lagi (sesuaikan panjang adonan dengan ukuran loyang).
- Letakkan dalam loyang loaf ukuran 23 cm yang telah dioles mentega. Diamkan adonan selama 1 jam atau tergantung kondisi ruangan hingga adonan mengembang.
- Setelah mengembang sempurna, olesi permukaannya dengan susu cair. [ Catatan! Jika menggunakan loyang yang tertutup, gunakan loyang dengan ukuran panjang 30 cm. Diamkan hingga mengembang 1 - 2 cm dari permukaan atas loyang kemudian tutup loyang tanpa harus dioles mentega permukaannya].
- Panggang dalam oven bersuhu 190'C selama 20 s.d 25 menit hingga permukaannya coklat dan matang.
- Keluarkan dari loyang, kemudian olesi permukaannya dengan mentega agar mengkilat.
- Iris roti setelah dingin lalu simpan didalam wadah kedap udara agar roti tidak cepat kering.
Setelah proses menguleni roti yang cukup melelahkan dan diakhiri denga proses pemangangan, akhirnya roti tawar pertama saya jadi juga. Wuiiihh...! senang rasanya melihat tampilan si roti yang kelihatan seperti roti tawar yang biasa dijual tukang roti pagi-pagi. Gak itu aja, begitu saya setuh dengan ujung jari, terasa sekali kalo tekstur roti nampak empuk. Dan itu terbukti setelah saya mengiris roti setelah benar-benar dingin. Serat didalam roti terlihat cantik dan empuk begitu dimakan.
Oke, ini mungkin bukan roti terlezat yang pernah saya santap, tapi berhasil membuatnya, itu yang bikin rasanya sungguh jauh berbeda dengan roti yang biasa saya beli. Ada rasa terpuaskan dalam hati saya karena bisa membuat roti sendiri, selain terjamin kualitas bahannya, juga memuaskan dan mengenyangkan. :D
Besok paginya, roti masih terasa empuk begitu saya sajikan bersama olesan selai strawberry buat sarapan. Hmmm.... yummy! *nguyah sambil mijet lengan kanan*
0 comments