Ada sekitar 90% penduduk Indonesia (bagian cileduk) yang ketika saya ajukan pertanyaan manfaat susu sapi, serentak mereka lantas menjawab dengan "susu sangat penting bagi kesehatan tubuh mulai dari bayi hingga orang tua". Sebagian lain sisanya yang saya tanyai akan menjawab dengan; "untuk kekuatan tulang hingga mencegah terjadinya pengeroposan tulang". Akan tetapi, cuma satu dari 350 juta penduduk Indonesia yang menjawab jika manfaat susu adalah "buat menambah besar ukuran payudara!". Dan ironisnya, makhluk yang punya pendapat demikian itu bernama Aya, dan kebetulan ditakdirkan menjadi anak saya. Cerita lengkapnya bisa dibaca di sini.
Selain tiga manfaat susu yang sudah saya tulis tadi atas survey yang saya lakukan asal-asalan, sebenarnya masih banyak lagi manfaat lain dari susu bagi tubuh manusia. Karena susu banyak mengandung vitamin dan mineral, makanya gak heran jika manfaatnya pun banyak. Nih saya kasih tau beberapa yang saya ingat ya... yaitu bisa untuk meningkatkan efisiensi kerja otak, bisa menyembuhkan luka dengan cepat, mempertahankan keelastisan kulit, niih... kaya saya nih... biar usia udah 19 tahun plus plus plus tapi kulitnya tetep halus, gak kaya situ... **dilempar ulekan sama pembaca** dan juga membantu meningkatkan penglihatan. Nah kalo yang terakhir ini karena emang saya hobi baca... **baca katalog belanja, maksudnya** maka untuk manfaat yang ini sepertinya gak terlalu ngaruh sama mata saya. :P
Itulah beberapa manfaat dan kegunaan susu sapi bagi tubuh kita. Etapi yang mau saya ceritain justru bukan tentang susu sapi yah! saya mau cerita tentang susu kedelai. Trus kenapa juga prolognya bercerita tentang susu sapi? Yah, gak ada maksud apa-apa sih... cuma biar panjang aja postingannya. :D
Nah, balik lagi ke Aya deh ya. **lah, ini mau ngomongin susu apa Aya?! Yah namanya juga ngomongin anak sendiri, gak ada abisnya... gak apa-apa kan? kan? kan?**
Dulu, saat saya hamil anak kedua, itu artinya ketika saya mengandung Aya, saya gemar sekali minum susu kedelai. Setiap sore saya selalu minum sebungkus susu kedelai yang saya beli di warung dekat rumah kontrakan saya. Bukan berarti saat itu saya paham dan mengerti sekali tentang manfaat susu kedelai yah, hingga saya konsisten minum susu kedelai sepulang kerja. Alasan yang lebih masuk akal waktu itu adalah karena saya gak mampu membeli susu sapi apalagi untuk membeli susu yang diperuntukan khusus untuk ibu hamil yang harganya sangat tidak bersahabat dengan ukuran kantong kami saat itu. **bu, kasihan bu... minta duitya buat beli susu...**
Tapi rupanya 'keterpaksaan' saya minum susu kedelai saat hamil Aya itu membuat Aya terlahir dengan kulit bersih dan rambut yang hitam tebal hingga sekarang, yang kemudian membuat Adel, kakaknya, iri dan mempertanyakan mengapa saya tak mengkonsumsi susu kedelai juga saat saya mengandung dia. Saya sih beralasan jika pada saat hamil Adel, susu kedelai belum lagi ditemukan. Yah saya tau kalo itu adalah alasan yang bo'ong banget... karena faktanya susu kedelai telah ada di Tiongkok sejak ribuan tahun yang lalu, tapi apa saya harus jujur bilang ke Adel kalo jangankan susu kedelai, di tahun 1998 pasca kerusuhan di Jakarta, bagi kami sudah bisa makan sepiring berdua tiap malam saja sudah merupakan hal yang sangat kami syukuri. **mendadak haru**
Kini 'keterpaksaan' itu sudah tak ada lagi, tapi kegemaran minum susu kedelai tetap tak hilang meski saya jarang mengkonsumsinya sekarang. Baru-baru ini, iseng-iseng saya menggugel manfaat dari susu kedelai bagi kesehatan, sungguh takjub! jika ternyata manfaatnya begitu banyak dan tak kalah dari susu sapi. Bahkan bagi penderita intoleransi laktosa, sangat aman mengkonsumsi susu kedelai ini.
Karena melihat manfaatnya yang begitu banyak, keinginan untuk mengkonsumsinya timbul lagi. Tapi kendalanya, selain agak susah untuk mendapatkan susu kedelai di sekitar rumah saya, saya juga pernah dengar jika banyak susu kedelai yang dijual di pasar kini tidak lagi murni terbuat dari kacang kedelai. Banyak yang mencampurnya dengan kapur. Iihh sereeeemm...! kalo begini sih, bukannya sehat malah ngundang penyakit.
Baiklah, mengapa tidak saya membuatnya sendiri di rumah? Memang, ketika ngebayangin proses buatnya yang panjang, hmm... agak merepotkan sih. Tapi cukup sebandinglah dengan manfaat yang bakal kita dapat. Jadi, yuk! mari kita membuatnya sendiri.
Oia, resep ini saya dapat dari ayah saya. Ketika ayah mendengar jika saya suka minum susu kedelai, suatu hari ayah datang ke rumah saya dengan beberapa botol susu kedelai buatannya. Iya! ayah saya membuatnya sendiri untuk saya. Hebat ya!:D
Demikian resepnya;
Susu Kedelai
Bahan :
250 gram kedelai, cuci bersih dan rendam semalaman
200 gram gula pasir
1/2 sdt garam
4 lembar daun pandan
1 ruas jahe ukuran besar, memarkan
2 liter air
Cara membuat :
- Cuci bersih kedelai dan rendam semalaman dalam air yang banyak agar lunak dan mekar sempurna.
- Setelah lunak, kembali cuci bersih sambil digosok-gosok di antara kedua telapak tangan agar kulitnya lepas.
Jika dalam dunia nyata hal ini terlarang, dalam membuat susu kedelai yang lezat justru 'kacang lupa kulitnya' sangat disarankan. Namun karena tahapan ini adalah salah satu hal merepotkan yang saya bilang tadi, maka jika menyulitkan tak perlu semua kacang harus terlepas dari kulitnya, akan tetapi makin banyak kulit yang terlepas justru semakin baik apalagi bagi penggemar susu kedelai yang tak suka susu kedelainya berbau langu. Karena menurut saya bau langu disebabkan oleh kulit kedelai yang ikut tercampur dalam kedelai yang dihaluskan. Tapi kalo saya pribadi sih justru lebih suka susu kedelai yang berbau langu. Yah namanya juga susu kedelai, wajar kan jika beraroma kedelai. :)
- Setelah bersih dari kulit, cuci bersih kembali lalu tiriskan. Bagi dua kedelai dan ambil satu bagian kedelai lalu masukkan ke dalam blender dengan menambahkan 500 ml air ke dalamnya. Blender hingga lembut, lalu tuangkan ke dalam saringan yang telah dialasi dengan kain penyaring. Peras kedelai hingga airnya berkurang.
Ini dia tahap merepotkan yang kedua! Agar susu kedelai benar-benar bebas dari ampas, maka menyaringnya harus berkali-kali yaaa... Saya menggunakan kain serbet bersih yang rada tebal hingga ampas terhalus sekalipun bisa benar2 tersaring, meski akibatnya proses menyaring jadi makan waktu lama karena air perasan mengalir perlahan. Jangan tiru Ayah saya yang menyaring ampasnya tidak sempurna sehingga;
"Ayah, ini kenapa ampasnya masih ada begini ya?" tanya saya curiga.
"Udah diminum aja, itu sengaja agar masih mengandung serat biar gampang kebelakang" jawab Ayah mantap.
Waktu itu sih saya manggut-manggut aja sambil terus menghabiskan segelas penuh susu kedelai buatan Ayah sambil menyimpan tanya dalam hati; "ini susu apa jus?!". Tapi belakangan saya jadi ngerti, barangkali saat itu ayah saya sudah putus asa mencari cara agar susu kedelai buatannya benar-benar bebas ampas. Dan belakangan saya juga makin paham dari mana saya mewarisi ilmu ngeles selama ini. Hahaha :D
- Proses ampas kedelai sekali lagi dengan menambahkan 500 ml air dan saring.
- Masukkan kedelai bagian kedua dan lakukan lagi seperti langkah pertama dan kedua di atas.
- Masak air hasil perasan kedelai dengan menambahkan daun pandan, jahe, gula pasir, dan garam. Masak diatas api sedang hingga mendidih sambil terus diaduk.
Dan yang ini, adalah hal merepotkan yang terakhir. Karena proses pemasakan susu kedelai lumayan lama dan harus diaduk selama proses pemasakan, jadi pastikan anda berada dalam posisi berdiri terbaik sepanjang mengaduknya hingga susu benar-benar mendidih lalu matikan api dan siap disantap dalam kondisi hangat atau pun dingin.
Karena memang saya suka dengan susu, apalagi ketika masa petumbuhan seperti sekarang ini, **iya, saya...bukan Aya** maka dalam sehari saya bisa menghabiskan 1 liter susu sendirian. Jadi jangan coba-coba bertanya pada saya tentang berapa lama susu kedelai homemade ini bisa disimpan dan masih layak konsumsi? Karena nyatanya, di rumah saya, susu ini paling lama umurnya cuma sampe besok menghuni lemari es trus langsung gak bersisa. Tapi saya pernah membacanya di sebuah artikel jika susu kedelai tanpa pengawet ini bisa tahan 2 s.d 3 hari dalam lemari pendingin. Kuncinya ada pada saat merebus susu. Ketika susu sampai pada titik didih, biarkan susu mendidih sambil terus diaduk selama 2 menit. Gunanya supaya susu tidak cepat basi.
Nah, susu kedelai murni yang lezat dan higienis sudah siap untuk dinikmati. Jadi meskipun proses membuatnya panjang, hasilnya sungguh worthed kan?
Happy cooking. ^_^
2 comments
..... cuci bersih dan rendam semalaman.
ReplyDeleteSelamat malam, menurut saya -berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama kami memproduksi susu kedelai hangat siap minum - Kacang kedelai yang sudah ditimbang, langsung saja direndam +/- 4 jam, jangan semalaman. Setelah +/- 4 jam, akan keluar bau yang segar dan khas dari kacang kedelai tersebut, kemudian dicuci bersih (tujuan dicuci setelah proses perendaman adalah agar kotoran mudah luntur). Kalau kacang kedelai dicuci sebelum proses perendaman, akan sulit membuat kedelai yang bersih. Setelah itu digiling dan dimasak.
Proses penyaringan biasanya kami lakukan setelah susu kedelai benar-benar masak dan siap dikemas.
Agak merepotkan sih prosesnya, namun mengingat kandungan protein yang banyak dari susu kedelai, tidak ada salahnya bila susu kedelai dijadikan sebagai alternatif pengganti susu sapi.
Solusi agar tidak merepotkan, banyak susu kedelai yang dijual. Salah satu penjualnya adalah kami. Kami memproduksi susu kedelai hangat yang siap minum, dengan jangkauan distribusi diwilayah jakarta timur, yaitu kebon pala, ciliiltan, cawang, condet, bulak rantai, kampung makasar, kramat jati, halim dan pinang ranti.
SMS kami di nomor : 0878 8381 0789 atau 0857 1192 1789 untuk memesan susu kedelai dalam kemasan 250 ml dibungkus plastik tahan panas.
terima kasih untuk tehnik membuat susu kedelainya ya.... :))
Delete