,

Jamur Krispi

2:06 PM



Ketika foto di atas tidak saya sertakan tulisan, apakah anda akan tetap mengira jika makanan tersebut adalah jamur krispi? Saya yakin pasti banyak yang menebak jika makanan tersebut adalah udang goreng tepung, iya kan? Gak aneh, karena memang saya jago dalam hal tipu menipu begini. Jamur tiram jadi udang. Makanan yang murah seketika jadi terlihat mahal. *sombong* Etapi apa ada yang tau mengapa saya membuat jamur krispi ini lalu mempostingan disini? tentulah ada cerita dibalik itu. :) Yuk, mari saya kisahkan.

Cerita berawal dari kepulangan kami dari danau toba tempo hari. Sepulang dari sana, tanpa pulang dulu ke rumah, kami langsung dibawa om Jul ke Maha Vihara Maitreya di komplek Cemara Asri. Jul bilang, petang menjelang sore begini waktunya pas sekali untuk berkunjung ke sana, karena saban sore, kita bisa menyaksikan banyak burung-burung yang pulang kembali ke sarang. "Nanti kita bisa sambil ambil foto di sana..." dengar begitu, saya jadi bener-bener gak sabar kepengen buru-buru membuktikannya, "seperti apa sih?!".

Begitu sampe dan melihatnya sendiri, untuk kedua kalinya saya terpana. Setelah sebelumnya mata saya dimanjakan oleh keindahan danau toba yang sungguh telaten sekali diciptakan oleh Sang penguasa alam, kini saya kembali terpana menyaksikan danau buatan yang terbentang di depan mata saya ini. Sebenarnya danau buatan yang terletak tepat di samping vihara ini biasa saja, mirip-mirip danau yang ada di hutan kota srengseng jakarta barat gitu deh. Akan tetapi, justru yang bikin saya ternganga adalah pulau yang terletak di tengah danau tersebut yang dihuni oleh ratusan burung bangau liar. Heran juga yah, kok bisa-bisanya bangau-bangau itu betah tinggal disana, padahal kan lokasi danau tersebut dekat pemukiman warga...ckckck. *geleng-geleng*
















Kawasannya yang indah dengan danau buatan yang berisi ikan mas juga ratusan burung-burung liar yang tak henti-henti berterbangan pulang lalu bertengger di reranting pohon untuk beristirahat, emang bikin tak hanya saya, tapi semua pengunjung betah berlama-lama disana. Oia, konon burung-burung tersebut adalah burung-burung yang bermigran dari benua Australia.

Nah, pas lagi asik-asiknya ambil foto, saya gak sadar kalo rupanya Adel, Aya, Danisha, om Jul dan tante Lisa lagi pada asik jajan dan nyemilin jamur krispi ini di belakang saya. Begitu sadar jamur krispinya udah pada abis. Saya dibagi bunyinya doang, kriuk...kriuk...kriuk... gitu sama denger Lisa bilang kalo jamur krispinya gak enak. Gak garing seperti biasanya dan rada keras pula. Barangkali maksudnya biar saya gak minta beliin lagi dan urung guling-gulingan di tanah karena permintaan saya gak diturutin. :P








Balik lagi ke Maha Vihara Maitreya.
Yuk, mari kita masuk ke dalam vihara. :)

Setiap hari, tak hanya masyarakat Tionghoa saja yang sengaja datang ke sana untuk beribadah, tapi juga masyarakat lokal yang hendak bertamasya di sana. Sore itu saat saya datang misalnya, vihara sedang ramai sekali oleh pengunjung. Ah, rupanya ada sebuah acara yang sedang digelar di sana dan hal itu bikin saya agak kesulitan untuk mengambil foto. :(

Maha Vihara Maitreya merupakan vihara yang besar dan megah. Konon kabarnya sakitnya karena diguna-guna vihara ini merupakan vihara terbesar yang ada di Indonesia yang dibangun sejak tahun 1991 dan diresmikan tanggal 21 Agustus 2008 yang lalu. Akses menuju lokasi tidaklah sulit ditempuh, pokoknya masih mepet-mepet pusat kota Medan deh. <~ aslinya penulis ini gak ngerti sebenernya komplek cemara indah itu dimanah pemirsaahh... (˚﹏°")/||






Ketika berkesempatan berumroh beberapa waktu yang lalu, kala itu saya bisa merasakan energi yang besar dan kuat ketika memasuki area Kabah. Dan tak hanya pada rumah-rumah ibadah umat muslim saja, pada tempat-tempat ibadah umat lain pun entah mengapa saya selalu bisa merasakan energi itu, seperti ketika saya memasuki vihara ini misalnya, saya pun merasakan aura yang positif begitu memasukinya. 

Suasana tenang dan sunyi terasa begitu saya memasuki bagian dalam vihara yang mempunyai 3 bangunan utama ini. Sebuah papan peringatan tentang larangan selama berada di dalam vihara langsung menyambut para pengunjung ketika baru beberapa langkah memasukinya. Diam-diam saya tersenyum kecil begitu selesai membaca larangan-larangan tersebut. Dengan adanya larangan tersebut setidaknya membuat saya dan juga pengunjung lain kembali diingatkan jika bangunan megah yang saat itu sedang saya masuki adalah sebuah rumah ibadah yang tentu saja butuh suasana tenang dan sunyi untuk khusyuk beribadah. Saya juga seolah disadarkan tentang hakikat utama bangunan tersebut ialah sebagai rumah ibadah bukan hanya sekedar sebagai tempat wisata.

Dari Informasi yang saya baca di selembar brosur, ruangan untuk tempat pemujaan Buddha di gedung ini mempunyai daya tampung hingga 2.500 orang. Tak cuma itu, disini juga terdapat restaurant vegetarian, toko souvenir dan juga arena bermain anak.










Ah, sayangnya saya harus menyudahi kunjungan di vihara ini. Padahal saya masih ingin mengelilingi vihara dan melihat beberapa hal menarik di sekitarnya. Tapi niat mulia saya itu harus diurungkan. Hari makin sore, dan masih ada beberapa kegiatan lain yang harus kami lakukan ~> baca : masih ada wisata kuliner yang hendak disinggahi. :D sebelum besoknya pagi-pagi sekali kami sudah harus pulang ke Jakarta. 









Nah cerita tentang Maha Vihara Maitreya, sudahlah ya. Sekarang mari kita kembali ke jamur krispi. 

Penganan dari jamur tiram menggunakan tepung dan digoreng hingga garing ini memang lagi happening banget. Gak cuma di Medan, di Jakarta pun begitu. Cuma aja di Jakarta bisnis jamur kriuk begini udah gak terlalu booming lagi. Masanya udah lewat barangkali. Saya sendiri bisa dibilang jarang jajan jamur krispi ini *bahasa halusnya gak punya duit buat jajan* :P Sekali-kalinya pernah beli gara-gara Adel pesen, "Bun, pulang nanti beliin jamur kriuk ya?". Saya sempet gak ngerti makanan apa itu jamur kriuk?. "itu, Bun, jamur yang digoreng jadi kripik". kata Adel. Akhirnya sepanjang jalan pulang kerja mata saya sibuk nyariin gerobak tukang jamur krispi ini. Untungnya nemu dan hanya beberapa ratus meter dari rumah. Beli dua bungkus dan kami makan rame-rame di rumah.

Eh, eh, tau gak? pas saya nungguin si penjual memasukkan jamur krispi ke dalam kantung-kantung kertas, mata saya sempet jelalatan liatin penggorengan buat masak jamur. Sempet bikin kening saya berkerut begitu liat minyak untuk menggoreng yang warnanya sudah coklat kehitaman. Sejak kejadian itu, saya emoh lagi beli jamur krispi. Untungnya mereka gak pada batuk abis mengkonsumsi jamur kriuk itu. Dan untungnya lagi Adel dan Aya gak pernah minta jajan jamur krispi lagi. 




Tapi waktu melihat mereka demikian ganasnya nyemilin jamur krispi waktu di vihara tempo hari, saya kok jadi iba. "ih, anak siapa mereka? kaya gak pernah makan jamur krispi ajah..." padahal nyatanya emang jarang dikasih jajan sama bundanya. :P Setelah kejadian yang terpatri jelas dalam ingatan saya itu, kemudian saya bertekad untuk bikinin mereka jamur krispi besok-besok setelah pulang. 

Mulailah saya nanya-nanya mbah google tentang resep jamur krispi. Alhamdulillah dapet resep jamur krispi di blognya mbak diah didi. Dengan sedikit modifikasi dari saya, mulailah saya coba membuatnya. Sumpah! deg degan banget pas menggoreng jamur krispi. Sepanjang mengaduk-aduk potongan jamur dalam penggorengan, batin saya dipenuhi tanya "bakalan garing dan renyah kaya yang dijual-jual gak ya?" Ya, iyalah... saya gak mau dong begitu jamurnya matang lalu saya sajikan, dimakan dan dikunyah sebentar, eh langsung dilepehin sama Aya. :( Ini serius! pokoknya sepanjang memasak debar hati saya sama kaya debar menanti kalimat lamaran Reza Rahardian yang bilang; "mau kah kau menjadi istriku?" *uhuk!*



Jamur Krispi
Source : Diah Didi & sedikit modifikasi saya

Bahan :
150 gram jamur tiram
2 siung bawang putih
1/4 sdt garam

Bahan tepung :
150 gram terigu protein sedang
3 sdm tepung maizena
1 sdt kaldu ayam bubuk (optional)
1/4 sdt baking soda
1/4 sdt baking powder
1/4 sdt merica bubuk
garam secukupnya


Cara membuat :

- Haluskan bawang putih, aduk dengan garam dan sedikit air.

- Cuci jamur, suwir kecil-kecil, campur dengan bumbu halus, tiriskan.

- Dalam keadaan basah segera baluri dengan bahan tepung pelapis sambil dicubit-cubit.

- Goreng hingga matang dan renyah.

-Sajikan dengan saus sesuai selera.




Eh, ternyata gak sia-sia perjuangan saya. Jamur krispi percobaan perdana saya sukses. Rasa jamur kripsinya enak, renyah dan gurih. Apa Adel dan Aya suka? Tentu saja! tapi rupanya bundanya lebih suka. Sepiring jamur krispi kami habiskan bertiga dengan komposisi 1/4 dimakan Adel dan Aya, 3/4 dihabiskan saya. :D

Percobaan pertama yang sukses ini juga bikin saya jadi ketagihan bikin jamur kriuk lagi, lagi dan lagi. Proses membuatnya sendiri bener-bener mudah dan gak ribet kok. Dan tiap kali berhasil bikin jamur kriuk, mendadak saya jadi langsung kepengen jual jamur kriuk di samping Maha Vihara Maitreya. *eaaaa...* 

You Might Also Like

2 comments

  1. hahahha...langsung cobaaaaa ahhhhh...:))

    ReplyDelete
    Replies
    1. monggo silakan dicoba... jadi kalo jalan-jalan ke vihara tinggal bawa jamur krispi sendiri dari rumah hehe.. :D

      Delete